Selasa, 28 Oktober 2014

Kabut: Aku di Dalamnya

Ah marah dia, sebentar lagi pasti mengamuk ini dunia...
Baru kentut saja dia, kalang kabut semua....
Doa dari semua penjuru Indonesia...

Iya, baru kentut lewat gunung saja, kalangkabut se Nusantara...
Sekarang dia bikin gelap ini dunia!!!!

Benar sekali dinda...
Gelapnya karena manusia,
Tapi ini cucian kok jadi bernoda?
Kabutnya turun, perih ini mata!!!

Lihat itu sang surya,
Tak lagi besinar gagah ia, Aku rindu teriknya!!!
Sekarang memerah buram, marah dia!!!
Tak lagi tajam pengamatannya,
Tapi perih pengacuhannya...
Aku yang tertikam karenanya....

Ah iya, Bagaimana kalau kita pakai hukum rimba?
Yang membakar kita tangkap kita aniaya, kita bakar pula dia...
Biar tau dia perihnya rusa dalam rimba,
Berlari demi nyawa diantara api yang membara....
Biar tau dia sakinya,
Sesakit anak elang menjadi abu di bekas pucuk cemara...

Ah, tapi ini Indonesia...
hukum rimba punya yang kaya,
Duit yang bicara....

Yang ditangkap cecunguk tak berdaya...
Pembakar kaya, ongkang kaki dia!
Duduk di kursi cendana!!!
Lah kita,
ah sudah lah... siapa kita?

Cucian saja terjebak debu dia,
Apa lagi mata, memerah dia....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar, berkomentarlah dengan bijak