Rabu, 04 November 2015

The Tech-Generation : generation of idiots and zombies

Did you know the average  person spends 4 years of his life looking down at his cell phone?  Kind of ironic, ain't it? How this touch-screens can  make us lose touch. But it's no wonder in a world filled with iMac's, iPads, and iPhones. So many "i"'s, so many selfies, not enough "us"'s and "we"'s. See, tecnology has made us more selfish and separate more than ever. Cause while it claims to connect us, connection has gotten no better... ~Prince Ea - Can we auto-correct humanity?


 Kita hidup di abad 21, di abad yang kata filmnya adalah abad darimana doraemon si kucing biru yang takut tikus itu berasal. Kita hidup di dunia dimana kehidupan dan teknologi adalah 2 hal yang tidak lagi dapat (atau minimal sangat sulit) dipisahkan. Banyak hal sekarang dapat kita lakukan hanya dengan sebuah kotak kecil berharga ratusan ribu hingga belasan juta.  Ya banyak hal....

Dalam era ini, mungkin kehidupan kita di masa depan tidak akan seperti yang ada dalam film film Sci-Fi. Mungkin tidak, Karena kita tidak memiliki generasi yang hebat. Yang kita miliki hanyalah generasi Zombie. Generasi egois yang hanya terpaku pada layar beberapa inchi dalam genggaman. Generasi hebat tidak terlahir dari gadget beberapa inchi dalam genggaman. Generasi hebat terlahir dari interaksi sosial yang hebat, dari aktivitas yang bersemangat, dari pola pikir yang kritis.



Yups, itu dia... 
Yang kita miliki sekarang hanyalah generasi generasi pasif yang menghabiskan waktu menatap layar sentuh dan berinteraksi melalui apa yang disebut (anti-)social media. Judulnya banyak. Mulai dari era jaman jebot awal awal terlahirnya generasi high-tech yang kita kenal dengan MySpace, Friendster, Facbook, Twitter, Path, Instagram, Path, Foursquare, dan lainnya lo bisa sebut sendiri. Saking banyaknya.

Kita memiliki generasi yang lebih mementingkan apa yang mereka sebut Like, Follower, Friendlist,  Status Update dan sejenisnya tapi mereka lupa dengan Like yang mereka miliki didunia nyata, seberapa banyak Friendlist mereka di kehidupa sehari hari, seberapa sering mereka megunjungi tempat tempat keren yang mereka lihat teman temannya Check-in, seberapa sering mereka menikmati nikmatnya santapan siang atau dinner yang romantis tanpa harus upload ke instagram dengan hashtag beragam. 

Haha... What an ironi...
Punya banyak teman di dunia maya mungkin ribuan tapi ketika bersedih tidak ada satupun yang datang memberikan bahu untk bersandar, tidak ada satupun telinga yang mau mendengar bahkan berteriak lewat status update pun yang didapat hanya like dan pertanyaan "Kamu kenapa?"


What an ironi 

Ketika berkumpul dengan teman lama tapi yang ditatap hanya layar berukuran beberapa inchi yang dielus elus manja dan mengabaikan teman lama di sekitar yang telah lama tidak berjumpa. yang katanya kangen tapi pas ketemu malah sibuk dengan dunia masing masing?

What an ironi
Ketika memesan makanan yang terlebih dahulu dilakukan adalah capture photo lalu upload media sosial berharap like dari teman teman tapi ketika menikmati makanan tidak ada kenikmatan yang ada hanya kesepian ditemani bongkahan benda berukuran beberapa inchi?

Gw rindu... 
Gw rindu akan keriuhan taman taman dengan suara canda tawa sepasang kekasih yang menikmati senja dibawah rona jingga ditemani kicau burung. Gw rindu akan tawa riang anak anak yang benar benar bermain dengan teman teman tertawa terkekeh riang, bukan mereka yang bermain lewat Playstation, Xbox, PC dan gadget mereka. Gw rindu akan kericuhan di cafe cafe ketika melihat sekelompok sahabat lama tertawa menceritakan pengalaman hidup mereka. Gw rindu... Benar benar rindu pada generasi sosial yang terlahir jauh sebelum adanya media sosial yang kemudian menjadikan kita "anti-social".

Gw rindu...
gw rindu akan waktu dimana jalan jalan ketempat wisata bukan hanya sebatas Check-In ambil photo selfie lalu upload media social, tetapi adalah liburan yang penuh cerita canda tawa kegilaan yang benar benar teringat dalam memory bukan dalam bentuk data digital. Gw rindu... gw rindu...

Sekarang, 4 Novermber 2015, pukul 21.15 gw sedang duduk di salah satu restoran fastfood. Dengan kondisi meja yang full, yang ada di sekitar gw adalah sekumpulan orang orang yang katanya nongkrong bareng tapi semua sibuk dengan gadgetnya. Hanya ada sepasang kekasih (ah mungkin juga hanya sebatas teman) yang sedang mengerjakan gambar berbentuk gradasi warna merah dengan pola melingkar. Di belakang gw salah satu organisasi mahasiswa di UNAND sedang rapat membahas program acara mereka yang sebentar lagi di gelar. Lainnya? Hanya kumpulan generasi egois dengan perangkat digital, dengan headphone terpasang. 

Ah sudahlah...
Sekarang kontak teman lo ajakin nongkrong dan lakukan permainan berikut
- Semua gadget kumpulkan di tengah meja
- Peraturannya siapa yang pertama kali menyentuh gadget untuk hal yang tidak penting yang membayar semua makanan yang kalian pesan. *bikin sendiri batasan yang penting itu yang mana*
- Tidak ada sesi photo, tidak ada sesi checkin tag via media sosial

Nikmati kebersamaan singkat kalian dengan bercerita... Enjoy your moment, it wont last long till a notification pops up.

#fadingout

Selasa, 27 Oktober 2015

Soempah Pemoeda

28 Oktober....
Hari yang sangat bersejarah dalam perjalanan panjang republik Indonesia. Tanggal dimana terjadinya suatu konferensi pemuda seluruh indonesia yang kemudian melahirkan apa yang sekarang kita kenal dengan Soempah Pemoeda.

Ya, benar... Kala itu para pemuda yang punya mimpi memiliki bangsa yang berdaulat, bersatu, adil dan makmur bersepakat tentang suatu konsep persatuan. Bertanah air satu, berbangsa satu dan menjunjung tinggi bahasa persatuan.

Itu dulu!!!
Jauh sebelum kita merdeka konsep tersebut  muncul dari benak benak para pemuda, kaum kaum intelek yang bahkan merasakan apa yang disebut merdeka saja mereka belum. Tapi mereka mengenal apa yang namanya persatuan.

Lah sekarang?
Kita sudah merdeka (apa benar? atau hanya sebatas deklarasi?). 70 tahun sudah republik ini diakui sebagai negara berdaulat oleh dunia. Dipandang sebagai negara yang netral ketika dua kubu dunia berseteru lewat perang dingin, menjadi pemicu perjuangan meraih kemerdekaan negara negara di Asia dan Afrika kala itu. Ah itu masih DULU!!!

Sekarang sumpah pemuda tidak sesakral dulu! Mudah diucapkan sulit teraplikasikan. Persatuan bangsa terkoyak oleh gengsi politis, penuhanan peguasa (ya penguasa, bukan pemimpin! Terlalu munafik untuk menyebut mereka sebagai pemimpin!), perebutan tahta harta dan mungkin wanita.

Sekarang sumpah pemuda tidak segagah dulu... Tanah airku terinjak injak! Katanya tanah air tumpah darah ku. Tapi tanah ku sewa air ku beli malah darah anak cucu yang tumpah tanpa makna. Darah darah yang harusnya mengalir dalam tubuh berserakan ditanah pertiwi.

Sekarang sumpah pemuda tidak berwibawa seperti dahulu. Bahasa Indonesia tidak seberkuasa dahulu... Bahasa indonesia berubah menjadi guyonan bodoh tak bermakna. Dahulu kala berteriak Merdeka sekarang menjadi Polbek dong qaqaaaaaa! Ciyus dan miapah. Bahasa sakral  yang negara lain pelajari, tetapi kita lebih bangga berbahasa Inggris sok sok British, berbahasa indonesia bercampur korea, siaran berita berbahasa Mandarin. Bukan Rasis, Tapi KITA INDONESIA!!!

Ah Republikku, Nasib mu kini....

Dulu kita satu nusa satu bangsa satu bahasa... Kini presiden saja dihina. Pemilu setahun lalu tapi masih tersinggung ketika pujaanya dikritik. Dinabikan mungkin dituhankan.
Pemimpin bertangan besi mematikan nyali, Pemimpin yang dinabikan mematikan nalar ~ Sudjiwo Tedjo

Dulu kita satu nusa satu bangsa tapi persatuan kita retak hanya karena beda paham politik.

Dulu kita satu nusa satu bangsa tapi persatuan kita retak ditikam prahara.

Dulu kita satu nusa satu bangsa berazaskan toleransi, tapi di timur sana Masjid dibakar gereja dibumi hanguskan. Tetapi di seberang sana darah muslim mengalir jatuh kebumi lewat tangan saudara sebangsa berbeda agama. 
Bukankah untuk urusan dunia semua manusia bersaudara? Sedangkan untuk urusan akhirat adalah urusan setiap umat lewat pengamalan agamanya. Tiada satu agama pun yang mengajarkan pertumpahan darah.

Ah negeriku. Sepertinya kau sedang sakit. Obatnya? Ah aku tak tau... Mari kita coba bertanya pada debu yang menutupi wajah mu. Pada kabut asap yang menyelimuti langitmu. Pada setiap teriakan sakit para binatang yang mati hangus menjadi bara dalam hutanmu yang kini tengah membara. Pada setiap tangisan bocah bocah yang hanya bisa merengek demi sesuap nasi. Pada setiap tatapan tatapan kosong para sarjana pengangguran. Pada setiap kantong kantong kosong ibu ibu yang hanya bisa mengelus dada melihat harga kebutuhan pokok.

Ah sudahlah... Semoga cepat sembuh republikku...
Selamat memperingati hari Sumpah Pemuda, Semoga bukan hanya sebatas naskah. Semoga menjadi realita dan jiwa dalam setiap insan republik. Menjadi nafas dalam setiap tiupan kehidupan, menjadi darah dalam setiap denyut kebanggaan menjadi bagian dari republik bernama NKRI.

#fadingout

Jumat, 23 Oktober 2015

Mantan : Unexpected Existence

To The Girls That We Love, To The Girls that we lost... Salute!
 ~Lord Braga, The Fast and The Furious 4
Lucu ya, dulu sepasang muda mudi saling jatuh cinta bilang "Kau lah segalanya untukku, Kau lah segalanya bagiku". Trus kemana mana berdua saling berpegangan tangan erat dibawah naungan hujan nan lebat.
 
Setiap malam telponan diakhiri berantem siapa yang mau nutup telpon duluan, ato berakhir dengan suara ngorok yang menggema lewat jaringan selular ketika salah satunya ketiduran duluan dan yang lain dengan berat hati menekan tombol end call.

Itu dulu... Ketika masa masa itu indah. Masa masa yang kata para pujangga dunia itu serasa milik dunia. Istilahnya anak anak Orange (tempat kos gw /red) masih dalam range 3 bulan pertama. Trus kisah itu akan berlanjut ke masa masa dimana lo udah pada kenal sikap masing masing, mulai ada percikan percikan kecil yang dapat menjadi api besar dalam hubungan. Trus ada dong kemungkinan putus dan status pacaran bisa merubah jadi mantan-an.

 You know, perasaan itu unik. Dari dulu sayang sayangan bisa berubah menjadi benci bencian. It's Funny how a feeling can turn 2 close people into a perfect stranger (again). 

Lucu aja gitu. Bahkan sampai di meme comic mantan itu dianggap hina. Selalu di jelek jelekin. Lo sadar gak sih, dengan menjelek jelekkan mantan lo berarti lo menghina pilihan lo di masa itu? Padahal perjalanan hidup itu bukan buat dihina tapi buat menjadi pelajaran.

Dulu sayang sayangan sekarang anjing anjingan. Dulu hapal nomor telpon sekarang semuanya delcont... Dulu setiap saat saling tatap tatapan sekarang saling noleh-nolehan.... ckckckck....

Lucu....

Jumat, 02 Oktober 2015

Don't Forget to Make a Life

“Don't get so busy making a living that you forget to make a life.” ― Dolly Parton

Banyak orang berusaha semaksimal mungkin mencari sesuatu yang namanya kehidupan. Bekerja siang malam, banting tulang peras keringat demi sesuatu yang mereka sebut hidup.

Yakin itu hidup? Atau hanya sebuah penghidupan?

Pertanyaan dasarnya adalah, apa tujuan lo dengan berusaha seperti itu?

Setiap hari lo bangun pagi pergi sekolah kuliah kerja atau apapun itu namanya, trus pulang siang ato sore lo dah capek pulang kerumah lalu istirahat dan besok lo ulangi lagi. Itu yang namanya hidup? Benar itu memang namanya hidup, namun hanya sebatas hidup. Simbol keberadaan nyawa yang ada pada badan lo dan seluruh tubuh lo bergerak melakukan sesuatu yang "terprogram" sebagai keseharian.
Wake up, Go to Work, Back Home, Go To Sleep, Repeat after me! : " I AM ALIVE"

Yap, banya yang melakukan rutinitas belakan dan merasa bahwa mereka benar benar hidup, benar benar menikmati yang namanya hidup, benar benar melakoni kehidupan. Padahal mereka tak lebih dari sebentuk robot yang tercipta secara biologis dan melakukan suatu program yang dibentuk orang lain namun merasa bahwa mereka benar benar hidup.

Yakin lo hidup?

Coba lo jawab pertanyaan pertanyaan gw berikut ini :
  • Nama lo siapa?
  • Udah berapa lama lo ada di dunia?
  • Sehari hari lo ngapain aja? Sekolah? Kuliah? Kerja?
  • Apakah semua yang lo lakukan mayoritas diantaranya adalah rutinitas yang selalu berulang?
  • Pada saat waktu kosong alias hari libur lo ngapain?
  • Apakah lo bekerja demi penghasilan? Atau kuliah demi pekerjaan yang menghasilkan?
  • Apakah pekerjaan lo sama dengan hobi lo?
  • Kalau sekarang lo udah kerja, apakah lo masih punya impian impian besar yang gak bisa lo wujudkan?
  • Pernah gak lo dulu punya cita cita, tapi sekarang terkubur dalam rutinitas?
 Nah itu yang simple simple aja....
Sekarang coba lo jawab yang berikut
  • Berapa kali dalam sehari lo bisa tersenyum?
  • Berapa kali dalam sehari lo bisa bantu orang lain?
  • Berapa kali lo pernah bikin orang lain tersenyum dalam 1 hari? 
  • Pernah gak lo tiba tiba melamun dan dalam pikiran lo muncul hal hal indah yang lo sendiri hanya bisa bilang "andaikan andaikan dan andaikan"?
  • Pernah gak lo tiba tiba merasa menyesal tentang perjalanan hidup lo yang monoton, yang itu lagi itu lagi?
  • Berapa sih penghasilan hidup lo? Bisa gak lo nabung buat nyari kebahagiaan? atau hanya habis untuk biaya hidup?
Gimana? Banyak jawaban yang bernilai positif atau bernilai negatif?
Kalo banyakan yang bernilai negatif, mending lo pertimbangkan kembali makna hidup lo. Misal, lo hanya hidup melakoni rutinitas, berpenghasilan pas pasan, sering dimarahin bos dan gak bisa tersenyum karena hari hari lo penuh impian impia yang terkubur. Punya impian yang gak bakal terwujud. Itu bukan Hidup. Hanya sebentuk makhluk hidup yang menjadi robot orang lain.

Kalau dalam hidup lo udah menemukan banyak hal positif hingga lo bisa tersenyum, bisa bangga terhadap diri lo sendiri, lo udah membuat banyak orang lain tersenyum dan dalam lamunan lo gak adalagi andaikan andaikan andaikan, itu baru namanya hidup. Hanya satu hal yang tinggal lo lakukan.... Bersyukur!

#fadingout

 
 

Sabtu, 19 September 2015

Ban TjaTjing

#hoaaam

capek habis malam mingguan..... sendirian...

Oke malam ini gw mau bagi cerita lagi tentang motor. Buat yang gak minat sama dunia motor tetep baca ampe bawah ya....

Lo tau kan tren jaman sekarang itu, bagi kebanyakan rider motor nya dipasangin ban #tjatjing aliran ban cacing, ban sepeda, atau apapun lah itu namanya. Yang penting lebar bannya kecil. Macam ban yang dipake di arena drag di Indonesia. Banyak lo yang make. 

Aliran modifikasi ini juga banyak pro kontra nya. Yang pro bilang tarikannya enteng, hemat BBM dan sejenisnya. Banyak juga yang bilang keren. Bagi yang kontra, alasan keamanan menjadi topik utama.

Gw gak mau terjebak dalam perdebatan itu ya, walaupun gw termasuk golongan yang tidak menyukai ban ukuran imut imut tersebut. Guess what, from my point of view, it make your ride looks like shit!!! Seriously, no offense. Tapi ya yang namanya selera tentu beda beda. Terserah lo ama motor lo ama duit lo mau lo apain juga. Ya kan?

Selama itu dipasangin di motor motor low performance, oke.... Gw bisa pahami itu. Untuk motor motor dengan daya dibawah 20hp oke lah. Sebut saja dalam kelas itu motor motor 4 tak cc 150an kebawah. Sebut saja NVL, CB150SF, NMP, VERZA, FU, SONIC 150, dan berbagai kasta bebek super, bebek dan matic yang bernaung dibawahnya. Okay i can go with it!!! 

Tapi yang kampret aneh bin ajaib, lo tau kan motor motor 250cc yang rata rata berbadan kekar itu? Punya tenaga yang ngejambak jambak dengan daya sekitar 30hp? Trus lo pasangin ban Cacing. Ah sudah lah lo pake duit lo juga kok.

Ya gw cuma gak habis pikir... Lo narik tuas gas kayak gimana? lo elus elus manja macam ngerayu cewek? Yah walaupun lo bawa bisa ngebut macam jomblo yang cintanya diterima, ya tetep aja cumanya bisa trek lurus. Trus lo nikung kayak apa ya? memang sih bisa miring, tapi ampe speed berapa? cara lo nge gas pas tikungan gimana? trek basah gimana yak? Gw yakin. Nih pemilik motor power gede yang dipasangin ban cacing gak pernah menikmati performa kendaraannya. Ya cuma buat mejeng doang.

Secara penampilan, beegh gw gak suka... Semacam melihat om Ade Rai berkaki model catwalk. Aneh sumpah...

Jumat, 18 September 2015

Antara Aku Kau dan Dia

Sungguh lah
Sungguh!!!

Aku cinta kau cinta
Cintaku akan kau
Cinta kau akan dia

Sungguh!!!
Kenapa kau tak cinta ku sedang aku cinta kau?
Kenapa?

Ah Aku cinta kau kau tak cinta ku tapi kau cinta dia
Patah Hatiku!!!
Kenapa kau tak cinta ku sedang ku cinta kau?
Patah hati dia...

Jangan jangan aku cinta kau kau cinta dia sedang dia cinta aku?
Ah mampus!!! Bencong laknat!!!

Selasa, 15 September 2015

Esensi Cinta (kata cadaver)

<sreeett>
Begh berdebu....

Sudah lama gw gak tulis blog lagi sampai sampai berdebu nih. Nah itu ada sarang laba laba... Hahahaha


Kata mbah #jancuk Sudjiwo Tedjo, Cinta itu gak butuh alasan. Kalau cinta itu punya alasan, itu bukan cinta tapi matematika. Ketika kau menemukan alasan untuk cintamu ketika itulah perasaan cintamu itu mulai pudar. Kurang lebih begitu kata mbah #jancuk.

Kalo dipikir, bener juga kata nih mbah mbah yang Absurd dan punya IQ bintang dilangit. Kalau kita yang punya IQ melati ini apa lah nya, cuma bisa meng "iya" kan.

Cinta, satu kata 5 huruf 2 suku kata. Begitu indah sampai membuat orang tergila gila. Banyak orang yang mabuk didalamnya dan lupa tentang sekitar, seolah olah hanya mereka berdua didalam nya. Kembali ke konsep cinta, berdasarkan KBBI :
cinta/cin·ta/ a 1 suka sekali; sayang benar: orang tuaku cukup – kpd kami semua; -- kpd sesama makhluk; 2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak -- kpd lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa -- nya akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi -- nya ditinggalkan ayahnya itu;
Dalam aplikasinya, cinta itu cukup absurd. Banyak konsep yang tak dapat dijelaskan. bahkan hukum gravitasi pun tidak dapat menjelaskan gaya tarik menarik antara 2 orang yang saling jatuh cinta. Bahkan cinta itu sendiri tidak dapat dijelaskan berdasarkan ilmu fisika. Tidak ditentukan panjang gelombangnya, tidak diketahui struktur partikelnya. Ya itulah cinta. Yang dijelaskan KBBI hanyalah sebatas definisi. Artikata, bukan konsep.

{halah tau apa ge tentang konsep cinta?}

Bahasan gw bukan cinta dari arti luas ya, tapi hanya ke konsep cinta antara 2 insan beda jenis kelamin tdak sedarah yang memutuskan untuk bersama. Cuma yang ini. Kalo cinta orang tua pada anaknya ya jelas, karena pertalian darah.

Ada sejenis pertanyaan yang selalu diajukan oleh teman teman, ataupun sesosok manusia lain terhadap pasangan kekasih yang baru jadian atau baru memutuskan untuk hidup bersama melalui tali pernikahan.
"Kok bisa sih sama dia?"
Jujur, gw sendiri bingung kalo mau jawab pertanyaan ginian. Alasan mencintai itu tidak ada. Karena kalu kau mencintai dengan alasan, ketika alasan itu hilang saat itu rasa cinta akan pudar, persis seperti kata mbah #jancuk.

Sebagai contoh, karena dia cantik, terus giliran sudah keriput peot lo mau ninggalin dia? Karena dia baik? sekalinya dia marah lo mau tinggalin dia? karena dia tajir? ah... itu hanya titipan, sesekali dia bisa jatuh bangkrut karena bisnisnya terjerembab perjalanan ekonomi saat dollar menembus angka 14 rebu. hahahaha #eh

Bagi gw, cinta itu gak bisa didefinisikan. Kalau disuruh tulis definisi mungkin gak ada kata kata yang pantas untuk mendefinisikan cinta selain kata CINTA itu sendiri. Iya, gak ada yang lebih pantas. Dalam pandangan gw, mencintai itu artinya memberikan diri kita seutuhnya serta menerima dia seutuhnya apa adanya. Kalau kedua pihak melakukan hal yang sama itulah yang namanya keabadian. saling mencinta sampai kakek nenek sampai ajal memisahkan.

Dan mencintai itu bukan berjanji sehidup semati, tapi berjanji akan selalu bersama sampai salah satu pergi meninggalkan dunia. Karena Cinta dan Hidup itu gak bisa dipisahkan. Hidup tanpa cinta bagai taman tanpa bunga hei begitu lah kata para pujangga... Hei begitu lah kata para pujangga.... Hei begitu lah kata para pujangga... #aseek

Eh balik fokus. Hidup dan cinta itu gak bisa dipisahkan. Cinta itu masuk dalam salah satu permasalahan yang sederhana antara terlahir dan mati, dan permasalahan sederhana antara terlahir dan mati itu adalah sesuatu yang bernama HIDUP. Cinta itu adalah suatu permasalahan dalam hidup. Hidup butuh cinta sebagai pewarna likalikunya.

Jumat, 28 Agustus 2015

Remember I Remember (By The End Of September)

I remember i remember in the wet rain of September
I still remember the time when we still together
Remember remember how close we were
I remember i remember

Remember i remember
It was you standing down there
I was coming below the rain of September
Believing it was you what i need to care

Remember I remember
That sweet September
The rain wont stop me for ever...

Now i remember..
The nightmare by the end of September
You kill me here then break me there
I Remember i remember by the end of September

Below the rain of September
Here comes the nightmare

Jumat, 14 Agustus 2015

Portal "Baralek"

Mungkin sudah  lumrah kali ya, di daerah kita ini (baca:sumbar) kalau ada yang pesta pernikahan pakai acara pasang tenda di tengah jalan. Dan sudah merupakan suatu kewajaran bagi masyarakat umum pengguna jalan kalau ada yang pesta pakai acara pasang tenda di jalanan baikitu menutup sebagian badan jalan ataupun keseluruhan badan jalan. Ya namanya juga hajatan, ada insan yang lagi berbahagia begitu loh....

Tapi, semua kewajaran itu tentu ada batasannya. Kemakluman manusia sekitar tempat pesta maupun masyarakat yang lalu lalang tentunya ada parameter yang menunjukkan batasan titik jenuh. Dan memang diantara orang orang yang maklum dengan penutupan sebagian jalan tersebut masih ada yang kurang senang walaupun hanya bisa diam dan bicara di belakang.

Nah. Ini ini yang lagi HOT topic di tempat gw tinggal.

Alkisah, di persimpangan jalan utama masuk komplek kos gw, ada yang mau pesta. Nah KAMPRETnya dia masang tenda full menutupi satu satunya jalur akses yang bisa dilalui oleh kendaraan roda 4. Kendaraan roda 2 juga harus mutar jauh ke ujung negara buat bisa keluar dari komplek. Tentu ini menjadi suatu penolakan bagi orang orang sekitar yang biasa menggunakan jalur satu satunya tersebut untuk beraktifitas.

Dengar dengar sih warga sekitar sudah banyak yang ngomong sama yang bersangkutan tapi tetap saja gak dipikirkan. Padahal didalamnya banyak kendaraan roda 4 milik warga dan anak kos seperti teman teman gw yang mobilitasnya tinggi. Tapi apalah daya kami yang hanya butiran debu di komplek tersebut lah ya....

Mau ngebacot ntar di usir, mau protes ntar dibilang "pendatang kok ribut"

Yah mungkin diambil jadi pelajaran saja kali ya buat kita kita yang mengalami gak enaknya jalan satu satunya yang diportal oleh orang baralek, tanpa ada celah buat lewat sedikitpun. Dan yaaa bagi yang mau baralek, Please deh yaaa... Please banget ini, jangan pakai acara pasang tenda di jalanan yang mengganggu aktivitas sehari hari masyarakat sekitar. Itu jalan umum bukan jalan punya BUAPAK MOYANG LO!!!!

#fadingout

Rabu, 18 Februari 2015

Komedi

Terkadang, takdir itu sungguh lucu. Banyak hal hal yang kita tak habis pikir didalamnya namun mau tidak mau harus kita jalani. Bahkan setelah melihat kebelakang, kita akan tersenyum lirih hingga tertaewa terbahak bahak melihat jejak jejak kehidupan yang telah kita lalui.

Ada orang yang telah berjanji menyimpan perasaannya untuk seseorang yang ingin dia "halal"kan. Telah sama sama tau, dan saling menjaga hingga nanti ada sumpah lewat jabatan tangan pria sejati. Tak banyak orang yang tau akan impian tersebut, bahkan tidak teman dekatnya sendiri yang biasanya mengetahui akan apapun petualangan yang dia lakukan.

Tragisnya, impian suci tersebut terancam dibuyarkan oleh sesosok makhluk yang telah dekat dengan orang lain. Alahmaaaaakkk.... Mampus!!!

Orang yang dia jaga sejak lama memang bukanlah sosok yang sempurna, namun dia kenal sudak sejak bertahun tahun silam, sekarang terancam tergantikan letaknya oleh seseorang yang dia sendiri baru kenal namun cukup untuk mengalihkan. Sayang sungguh sayang dia telah bersama yang lain.
Sedangkan yang lainnya buka bukaan tentang kisah mereka namun malah berjalan lancar tanpa masalah walau akhirnya putus jua. Malah kadang lebih tragis akhirnya. Diembat teman terdekat lalu pamer photo mesra. Ah tikungan dimana mana dan tukang tikung juga dimana mana.

Lucu... Sungguh lucu bagaimana takdir mempermainkan pilihan pilihan yang akan dibuat oleh seorang insan. Kita sendiri akan tertawa terbahak bahak melihatnya walau kadang berurai airmata melihat komedi kehidupan yang dimainkan oleh orang orang yang sebagian asli selainnya menggunakan topeng topeng kepalsuan.

Namun, selucu lucunya kehidupan, hanya kita sendiri yang boleh tertawa terhadap kisah yang telah kita lalui. Jangan sampai orang lain yang mentertawakan.  Karena komedi kehidupan tak selucu itu teman!!!

Kelucuan kelucuan yang terjadi memang hanyalah bagian dari komedi bertajuk HIDUP yang dilakoni. Kelucuan yang merupakan inti cerita memang bagi tokoh utama terkadang menyakitkan. Seperti Tom and Jerry yang kadang harus beradu golok lempar petasan hanya untuk membuat seorang bocah ingusan tertawa terbahak bahak. Namun itulah esensinya, Komedi.

Sebuah kisah yang sekarang kita jalani mungkin berat, namun setelah berlalu akan menjadi kocak dan semakin lama menjadi sebuah cerita bijak yang akan kita wariskan terhadap mereka anak cucu kelak. Apakah mereka menganggapnya sebagai lelucon ataukah sebuah pendidikan, itu tergantung kita yang menceritakan kelak.....

#fadingout

Selasa, 06 Januari 2015

Babang Dedek

Selamat pagi, dek!
Ahhh kenapa dedek datang ke dalam mimpi babang?
Kan galau babang jadinya, dek!

Aduh dedek,
Tapi sayang sungguh sayang
Sayang babang udah dititip sama orang
Sayang babang buat orang tersayang,
Babang janji gak bakal bagi bagi itu sayang

Aduh dedek, senyummu itu dek,
Asssuuuuuuuu dahlah deeek
Percuma saja babang bicara sebab cinta tak untuk dedek
Cinta dedek pun tak mungkin sama babang

Siapa lah babang ni, sisa sisa peradaban sedangkan dedek peradaban maju
Ah apalah daya babang puing puing jaman batu sedang dedek era digital

Jumat, 02 Januari 2015

(Used to be My) Friend

Dulu, iya dulu sekali. Kalo ketemu langsung ngumpul. Tanpa janjian tanpa SMS Telpon tanpa Line Whatsapp BBM Skype, ya udah ketemu aja. Trus seiring berjalannya waktu, ya harus SMS Telpon Line Whatssapp BBM Skype dulu baru ngumpul. Makin lama makin jarang makin jarang dan sekarang gak pernah lagi. Trus tiba tba kangen dan mau ngajak ngumpul aja ragu. "mungkin dia lagi sibuk", "mungkin dia lagi ada kerjaan".

Ya, Begitu lah kenyataan yang gw rasakan dengan sekian banyak teman teman gw yang dulunya sering ngumpul. Ketemu di kampus, trus ngajakin kelayapan nyari makan karaokean haha hihi bareng bareng. Namun seiring berjalannya waktu, seiring berjalannya kesibukan untuk bertemu harus komunikasi dulu. Harus tanya tanya dulu bisa atau nggak. Harus cek jadwal dulu.

Yah, apa boleh buat mungkin kesibukan kita mulai berbeda, teman. Mungkin lo beda ama gw, mungkin lo lebih terpesona dengan kesibukan lo dan mungkin gw lebih terpesona dengan aktivitas gw. Lalu waktu kian berlalu hari berganti hari minggu bulan bahkan bertahun berlalu.

Ingin ketemu ngumpul lagi? Tentu. Tapi ada keraguan untuk mengajak ketemuan. Dalam pikiran gw, mungkin mereka lagi sibuk. Ah mereka lagi di luar kota. Ah mereka lagi gini lagi gitu. Ingat gw aja mungkin kagak. Ngapain gw harus berharap ketemu? Mungkin buat lo yang gampang nyari temen itu adalah hal yang mudah sebab lo gampang nyari teman teman baru. lah gw? Perfectly Introvert. Nyari teman yang bisa ngumpul bareng itu susah. Bisa sih nyari teman, tapi banyak awkward momentnya gara gara kebanyakan diam.

Banyak kok, teman teman gw yang dulu mungkin pernah satu kelompok pas kuliah, kelompok belajar dan teman teman KKN gw. Masih ingat gw kala itu ngumpul ngumpul tuh gampang segampang "woy makan disana yuk". Lah sekarang? ada jadwal aja bisa batal gara gara sibuk. But, WHO FVCKING CARES!!!!

Jujur, yang gw rasakan itu hanya kerinduan. Keinginan untuk ngumpul lagi, untuk bersama lagi ketawa bareng, keluar bareng, kemana mana bareng senang susahnya.

Dulu, iya dulu jaman masih bareng bareng satu tongkrongan, kemana mana itu susah malah ngangkot bela belain pergi bareng. Kemanapun nyampe asal ngumpul. Trus waktu berlalu gw beli motor yang lain juga beli eh malah jarang ngumpul. Padahal kan harusnya lebih simple. Ya mungkin lagi sibuk. Iya lagi pada sibuk itu.

Gw juga masih ingat dulu ama sekelompok teman pergi jalan jalan sampe pusing mau balik nyari travel gara gara gak ada di kelompok yang punya mobil. Jalan di kota Bukittinggi pun kita jalan kaki gara gara gak ada yang punya mobil. Tapi ya jalan, ketawa bareng susah senangnya. Kalo sekarang mah, mau kemana asal mau bawa motor keliling sumbar juga gw ajakin.

Masih jaman dahulu, kalo mau ngumpul tinggal bilang tempat aja ama jam trus pada datang. Tapi sekarang? udah jam ngumpul aja bisa batal gara gara pada sibuk. Ya mau gimana lagi harus di cancel. Padahal yang mau ngumpul itu pun juga seuprit. Sedikit dari sekian banyak nyawa.

Tapi kita mau apa? Kita gak bisa memaksa semua orang yang pernah jadi teman teman kita itu untuk berada di sekitar kita untuk meluangkan sedikit waktu mereka seperti yang kita mau lakukan untuk mereka. Mungkin banyak di luar sana teman teman yang merasakan hal yang sama namun muncul pikiran, "apakan mereka mau?" "apakah mereka ada waktu?"

Ya itulah kenyataannya. Lo gw ama teman teman kita itu punya kesibukan yang berbeda dan gak semua orang akan merelakan sedikit waktunya untuk ketemu ama lo atau gw lagi. Walaupun lo mau menyediakan berjam jam hanya untuk ketemuan, tapi ya sudah lah. Itulah kehidupan.

Friends come and go, good one stay long, the right one stay forever, the perfect one become your life companion.