Selasa, 27 Oktober 2015

Soempah Pemoeda

28 Oktober....
Hari yang sangat bersejarah dalam perjalanan panjang republik Indonesia. Tanggal dimana terjadinya suatu konferensi pemuda seluruh indonesia yang kemudian melahirkan apa yang sekarang kita kenal dengan Soempah Pemoeda.

Ya, benar... Kala itu para pemuda yang punya mimpi memiliki bangsa yang berdaulat, bersatu, adil dan makmur bersepakat tentang suatu konsep persatuan. Bertanah air satu, berbangsa satu dan menjunjung tinggi bahasa persatuan.

Itu dulu!!!
Jauh sebelum kita merdeka konsep tersebut  muncul dari benak benak para pemuda, kaum kaum intelek yang bahkan merasakan apa yang disebut merdeka saja mereka belum. Tapi mereka mengenal apa yang namanya persatuan.

Lah sekarang?
Kita sudah merdeka (apa benar? atau hanya sebatas deklarasi?). 70 tahun sudah republik ini diakui sebagai negara berdaulat oleh dunia. Dipandang sebagai negara yang netral ketika dua kubu dunia berseteru lewat perang dingin, menjadi pemicu perjuangan meraih kemerdekaan negara negara di Asia dan Afrika kala itu. Ah itu masih DULU!!!

Sekarang sumpah pemuda tidak sesakral dulu! Mudah diucapkan sulit teraplikasikan. Persatuan bangsa terkoyak oleh gengsi politis, penuhanan peguasa (ya penguasa, bukan pemimpin! Terlalu munafik untuk menyebut mereka sebagai pemimpin!), perebutan tahta harta dan mungkin wanita.

Sekarang sumpah pemuda tidak segagah dulu... Tanah airku terinjak injak! Katanya tanah air tumpah darah ku. Tapi tanah ku sewa air ku beli malah darah anak cucu yang tumpah tanpa makna. Darah darah yang harusnya mengalir dalam tubuh berserakan ditanah pertiwi.

Sekarang sumpah pemuda tidak berwibawa seperti dahulu. Bahasa Indonesia tidak seberkuasa dahulu... Bahasa indonesia berubah menjadi guyonan bodoh tak bermakna. Dahulu kala berteriak Merdeka sekarang menjadi Polbek dong qaqaaaaaa! Ciyus dan miapah. Bahasa sakral  yang negara lain pelajari, tetapi kita lebih bangga berbahasa Inggris sok sok British, berbahasa indonesia bercampur korea, siaran berita berbahasa Mandarin. Bukan Rasis, Tapi KITA INDONESIA!!!

Ah Republikku, Nasib mu kini....

Dulu kita satu nusa satu bangsa satu bahasa... Kini presiden saja dihina. Pemilu setahun lalu tapi masih tersinggung ketika pujaanya dikritik. Dinabikan mungkin dituhankan.
Pemimpin bertangan besi mematikan nyali, Pemimpin yang dinabikan mematikan nalar ~ Sudjiwo Tedjo

Dulu kita satu nusa satu bangsa tapi persatuan kita retak hanya karena beda paham politik.

Dulu kita satu nusa satu bangsa tapi persatuan kita retak ditikam prahara.

Dulu kita satu nusa satu bangsa berazaskan toleransi, tapi di timur sana Masjid dibakar gereja dibumi hanguskan. Tetapi di seberang sana darah muslim mengalir jatuh kebumi lewat tangan saudara sebangsa berbeda agama. 
Bukankah untuk urusan dunia semua manusia bersaudara? Sedangkan untuk urusan akhirat adalah urusan setiap umat lewat pengamalan agamanya. Tiada satu agama pun yang mengajarkan pertumpahan darah.

Ah negeriku. Sepertinya kau sedang sakit. Obatnya? Ah aku tak tau... Mari kita coba bertanya pada debu yang menutupi wajah mu. Pada kabut asap yang menyelimuti langitmu. Pada setiap teriakan sakit para binatang yang mati hangus menjadi bara dalam hutanmu yang kini tengah membara. Pada setiap tangisan bocah bocah yang hanya bisa merengek demi sesuap nasi. Pada setiap tatapan tatapan kosong para sarjana pengangguran. Pada setiap kantong kantong kosong ibu ibu yang hanya bisa mengelus dada melihat harga kebutuhan pokok.

Ah sudahlah... Semoga cepat sembuh republikku...
Selamat memperingati hari Sumpah Pemuda, Semoga bukan hanya sebatas naskah. Semoga menjadi realita dan jiwa dalam setiap insan republik. Menjadi nafas dalam setiap tiupan kehidupan, menjadi darah dalam setiap denyut kebanggaan menjadi bagian dari republik bernama NKRI.

#fadingout

Jumat, 23 Oktober 2015

Mantan : Unexpected Existence

To The Girls That We Love, To The Girls that we lost... Salute!
 ~Lord Braga, The Fast and The Furious 4
Lucu ya, dulu sepasang muda mudi saling jatuh cinta bilang "Kau lah segalanya untukku, Kau lah segalanya bagiku". Trus kemana mana berdua saling berpegangan tangan erat dibawah naungan hujan nan lebat.
 
Setiap malam telponan diakhiri berantem siapa yang mau nutup telpon duluan, ato berakhir dengan suara ngorok yang menggema lewat jaringan selular ketika salah satunya ketiduran duluan dan yang lain dengan berat hati menekan tombol end call.

Itu dulu... Ketika masa masa itu indah. Masa masa yang kata para pujangga dunia itu serasa milik dunia. Istilahnya anak anak Orange (tempat kos gw /red) masih dalam range 3 bulan pertama. Trus kisah itu akan berlanjut ke masa masa dimana lo udah pada kenal sikap masing masing, mulai ada percikan percikan kecil yang dapat menjadi api besar dalam hubungan. Trus ada dong kemungkinan putus dan status pacaran bisa merubah jadi mantan-an.

 You know, perasaan itu unik. Dari dulu sayang sayangan bisa berubah menjadi benci bencian. It's Funny how a feeling can turn 2 close people into a perfect stranger (again). 

Lucu aja gitu. Bahkan sampai di meme comic mantan itu dianggap hina. Selalu di jelek jelekin. Lo sadar gak sih, dengan menjelek jelekkan mantan lo berarti lo menghina pilihan lo di masa itu? Padahal perjalanan hidup itu bukan buat dihina tapi buat menjadi pelajaran.

Dulu sayang sayangan sekarang anjing anjingan. Dulu hapal nomor telpon sekarang semuanya delcont... Dulu setiap saat saling tatap tatapan sekarang saling noleh-nolehan.... ckckckck....

Lucu....

Jumat, 02 Oktober 2015

Don't Forget to Make a Life

“Don't get so busy making a living that you forget to make a life.” ― Dolly Parton

Banyak orang berusaha semaksimal mungkin mencari sesuatu yang namanya kehidupan. Bekerja siang malam, banting tulang peras keringat demi sesuatu yang mereka sebut hidup.

Yakin itu hidup? Atau hanya sebuah penghidupan?

Pertanyaan dasarnya adalah, apa tujuan lo dengan berusaha seperti itu?

Setiap hari lo bangun pagi pergi sekolah kuliah kerja atau apapun itu namanya, trus pulang siang ato sore lo dah capek pulang kerumah lalu istirahat dan besok lo ulangi lagi. Itu yang namanya hidup? Benar itu memang namanya hidup, namun hanya sebatas hidup. Simbol keberadaan nyawa yang ada pada badan lo dan seluruh tubuh lo bergerak melakukan sesuatu yang "terprogram" sebagai keseharian.
Wake up, Go to Work, Back Home, Go To Sleep, Repeat after me! : " I AM ALIVE"

Yap, banya yang melakukan rutinitas belakan dan merasa bahwa mereka benar benar hidup, benar benar menikmati yang namanya hidup, benar benar melakoni kehidupan. Padahal mereka tak lebih dari sebentuk robot yang tercipta secara biologis dan melakukan suatu program yang dibentuk orang lain namun merasa bahwa mereka benar benar hidup.

Yakin lo hidup?

Coba lo jawab pertanyaan pertanyaan gw berikut ini :
  • Nama lo siapa?
  • Udah berapa lama lo ada di dunia?
  • Sehari hari lo ngapain aja? Sekolah? Kuliah? Kerja?
  • Apakah semua yang lo lakukan mayoritas diantaranya adalah rutinitas yang selalu berulang?
  • Pada saat waktu kosong alias hari libur lo ngapain?
  • Apakah lo bekerja demi penghasilan? Atau kuliah demi pekerjaan yang menghasilkan?
  • Apakah pekerjaan lo sama dengan hobi lo?
  • Kalau sekarang lo udah kerja, apakah lo masih punya impian impian besar yang gak bisa lo wujudkan?
  • Pernah gak lo dulu punya cita cita, tapi sekarang terkubur dalam rutinitas?
 Nah itu yang simple simple aja....
Sekarang coba lo jawab yang berikut
  • Berapa kali dalam sehari lo bisa tersenyum?
  • Berapa kali dalam sehari lo bisa bantu orang lain?
  • Berapa kali lo pernah bikin orang lain tersenyum dalam 1 hari? 
  • Pernah gak lo tiba tiba melamun dan dalam pikiran lo muncul hal hal indah yang lo sendiri hanya bisa bilang "andaikan andaikan dan andaikan"?
  • Pernah gak lo tiba tiba merasa menyesal tentang perjalanan hidup lo yang monoton, yang itu lagi itu lagi?
  • Berapa sih penghasilan hidup lo? Bisa gak lo nabung buat nyari kebahagiaan? atau hanya habis untuk biaya hidup?
Gimana? Banyak jawaban yang bernilai positif atau bernilai negatif?
Kalo banyakan yang bernilai negatif, mending lo pertimbangkan kembali makna hidup lo. Misal, lo hanya hidup melakoni rutinitas, berpenghasilan pas pasan, sering dimarahin bos dan gak bisa tersenyum karena hari hari lo penuh impian impia yang terkubur. Punya impian yang gak bakal terwujud. Itu bukan Hidup. Hanya sebentuk makhluk hidup yang menjadi robot orang lain.

Kalau dalam hidup lo udah menemukan banyak hal positif hingga lo bisa tersenyum, bisa bangga terhadap diri lo sendiri, lo udah membuat banyak orang lain tersenyum dan dalam lamunan lo gak adalagi andaikan andaikan andaikan, itu baru namanya hidup. Hanya satu hal yang tinggal lo lakukan.... Bersyukur!

#fadingout